DAMPAK PEMBANGUNAN BANDARA INTERNASIONAL JAWA BARAT (BIJB) KERTAJATI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAJALENGKA
![]() |
sumber: jabar.tribunnews.com |
Desa Kertajati, Kabupaten
Majalengka, Jawa Barat dipilih pemerintah menjadi salah
satu proyek strategis nasional (PSN) Pembangunan
Bandar Udara (Bandara) Internasional Jawa Barat
(BIJB). Bandara
Kertajati memiliki luas lahan sebesar 1.800 hektar, dengan luas terminal
penumpang 121.000 meter persegi dan terminal kargo 90.000 meter persegi, serta
panjang runway 3.000 meter x 60 meter. Bandara ini diproyeksikan
dapat melayani sebanyak 5,6 hingga 12 juta penumpang, dan diproyeksikan dapat
menampung penumpang sebanyak 29,3 juta orang per tahun.
Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat
(BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka merupakan salah satu proyek strategis
nasional yang bertujuan untuk mendukung konektivitas wilayah Jawa Barat dan
Indonesia secara umum. Bandara ini diharapkan menjadi penggerak pertumbuhan
ekonomi melalui peningkatan aksesibilitas, penciptaan lapangan kerja, dan
pengembangan kawasan ekonomi baru. Namun, dampak pembangunan ini tidak hanya
positif, tetapi juga menghadirkan tantangan yang memerlukan perhatian serius.
Berikut ini adalah analisis mendalam mengenai dampak pembangunan BIJB Kertajati
terhadap pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Majalengka. Dampak Positif terhadap Pertumbuhan Ekonomi 1.
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Pembangunan BIJB Kertajati telah
memberikan kontribusi terhadap peningkatan PAD Kabupaten Majalengka. Menurut
data yang dipublikasikan oleh BPS Jawa Barat, sektor pariwisata dan
transportasi mengalami pertumbuhan signifikan sejak bandara mulai beroperasi.
Peningkatan ini berasal dari pajak hotel, restoran, dan usaha transportasi yang
berkembang di sekitar kawasan bandara. Selain itu, pengembangan kawasan
aerocity di sekitar bandara telah mendorong investasi di sektor properti dan
perdagangan. Aerocity dirancang sebagai pusat bisnis baru yang mencakup hotel,
pusat perbelanjaan, dan fasilitas logistik, yang semuanya berkontribusi
terhadap pendapatan daerah. 2.
Penciptaan Lapangan Kerja Menurut laporan Kompas, pembangunan
bandara ini menciptakan ribuan lapangan kerja baru, baik langsung maupun tidak
langsung. Pekerjaan langsung meliputi sektor penerbangan, logistik, dan
pariwisata, sementara pekerjaan tidak langsung melibatkan sektor perdagangan,
transportasi, dan jasa lainnya. Peningkatan ini memberikan dampak positif
terhadap tingkat pengangguran di Majalengka, yang sebelumnya cukup tinggi. 3.
Peningkatan Pariwisata Majalengka, yang sebelumnya dikenal
sebagai daerah agraris, kini mulai menarik perhatian wisatawan domestik dan
mancanegara. Destinasi wisata seperti Gunung Ciremai, Curug Muara Jaya, dan
Terasering Panyaweuyan menjadi lebih mudah diakses dengan adanya bandara. Data
dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat menunjukkan peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan sebesar 20% sejak bandara beroperasi. Tantangan dan
Dampak Negatif
1. Alih Fungsi Lahan
Pembangunan BIJB
Kertajati memerlukan lahan yang luas, yang sebagian besar sebelumnya digunakan
untuk pertanian. Studi yang dipublikasikan di Jurnal Penelitian Pertanian
Indonesia menunjukkan bahwa alih fungsi lahan ini menyebabkan penurunan
produksi pertanian di wilayah tersebut. Dampaknya, petani kehilangan mata
pencaharian utama, yang mengakibatkan peningkatan kerentanan ekonomi di
kalangan masyarakat agraris.
2. Ketimpangan Sosial
Menurut penelitian yang
diterbitkan oleh Universitas
Padjadjaran, pembangunan bandara menciptakan ketimpangan sosial
antara masyarakat yang mendapatkan manfaat langsung dan mereka yang terdampak
secara negatif, seperti petani yang kehilangan lahan. Ketimpangan ini
memerlukan kebijakan redistribusi ekonomi yang lebih adil.
3.
Kendala Operasional
Meskipun secara infrastruktur BIJB
Kertajati sudah memadai, tingkat okupansi penerbangan masih rendah. Banyak
maskapai yang memindahkan operasional kembali ke Bandara Soekarno-Hatta,
menyebabkan penurunan aktivitas di BIJB. Hal ini menjadi tantangan dalam
memaksimalkan potensi ekonomi bandara. Tempo melaporkan
bahwa hingga tahun 2023,
sebagian besar penerbangan domestik dan internasional masih terpusat di
Jakarta. Rekomendasi
Pengembangan
1. Optimalisasi
Operasional Bandara
Pemerintah
perlu mendorong maskapai untuk menggunakan BIJB Kertajati sebagai hub utama
untuk penerbangan domestik dan internasional. Insentif bagi maskapai, seperti
pengurangan biaya operasional, dapat menjadi salah satu solusi.
2. Pengembangan
Infrastruktur Pendukung
Aksesibilitas
ke BIJB Kertajati perlu ditingkatkan. Pembangunan Tol Cisumdawu
(Cileunyi–Sumedang–Dawuan) yang menghubungkan bandara dengan kota-kota besar di
Jawa Barat merupakan langkah strategis. Selain itu, transportasi publik seperti
kereta api dan bus harus disediakan untuk mendukung mobilitas penumpang.
3. Program Pemberdayaan
Masyarakat
Pemerintah
daerah perlu melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan ekonomi, misalnya
melalui pelatihan kerja dan pemberian modal usaha. Langkah ini dapat membantu
masyarakat yang terdampak negatif oleh pembangunan bandara untuk beradaptasi
dengan perubahan ekonomi.
DAFTAR
PUSTAKA
Kompas. "Bandara Kertajati dan Kontribusinya
terhadap Ekonomi Majalengka”. Tempo. "Tantangan Operasional BIJB Kertajati."
Diakses dari https://www.tempo.co/. Universitas Padjadjaran. "Ketimpangan Sosial akibat
Pembangunan Infrastruktur Strategis di Jawa Barat”. Jurnal Fisip Universitas Jenderal Achmad Yani. "Dampak
Pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati Terhadap Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Majalengka”. Academia. "Dampak Konversi Lahan Pertanian terhadap
Ekonomi Rumah Tangga Petani Padi di Kertajati”. Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. “Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati Tingkatkan
Laju Perekonomian Jawa Barat Bagian Utara”.
|
Komentar
Posting Komentar