Perayaan International Women's Day
International Womens Days (IWD) yang selalu dirayakan pada tanggal 08 Maret setiap tahunnya diawali dari sebuah peristiwa pada tahun 1908, ketika 15.000 perempuan melakukan aksi demo di New York AS untuk menyuarakan hak mereka mengenai peningkatan standar upah dan pemangkasan jam kerja. Lalu pada sekitar tahun 1910 pimpinan Kantor Perempuan yaitu Clara Zetkin mengajukan sebuah gagasan untuk menetapkan hari perempuan Internasional dan menyarankan setiap negara agar merayakan satu hari dalam setahun untuk mendukung aksi tuntutan perempuan. Lalu pada perang dunia ke-2, 08 Maret digunakan oleh seluruh dunia sebagai penanda momentum advokasi kesetaraan gender. Akhirnya tanggal tersebut diakui keberadaannya oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada tahun 1975, dan pada tahun 2011 mantan Presiden AS Barack Obama menetapkan 08 Maret sebagai 'Bulan sejarah Perempuan'.
Di era sekarang IWD menjadi perayaan wajib di Indonesia dan dipakai sebagai ajang ekspresi bagi kaum perempuan. Lebih dari itu momen ini ada sebagai bahan penyadaran sudah sampai manakah kesejahteraan perempuan diberbagai sektor. Tuntutan-tuntutan mengenai berbagai masalah perempuan di orasikan agar terdengar oleh para petinggi negara dan lapisan masyarakat yang hingga pada akhirnya akan menemukan sebuah penyelesaian agar perempuan semakin berkemajuan.
HIMMAKA Bandung sebagai sebuah organisasi daerah yang memahami mengenai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan tentunya merayakan IWD, IWD kali ini dirayakan dengan cara membuat sebuah ruang diskusi untuk merefleksikan mengenai kontribusi perempuan di daerah, dengan mengusung tema "Kontribusi Perempuan Sebagai Putri Daerah". Diskusi ini dilihat dari tiga persfektif, pertama dari Ibu Tanjihatul C. Ummah. S.T. M.SI. Selaku aktivis perempuan Majalengka, Ibu Dia Ramayana, S.TH.I., M.M Selaku Tenaga Ahli Komisi IX Fraksi Partai Golkar DPR RI, dan Teh Fitri Dwi Ramdhani selaku aktivis perempuan Bandung.
Perempuan Majalengka sudah banyak berkontribusi diberbagai ranah seperti sosial, politik, dan ekonomi. Namun disisi lain setiap perempuan yang berkontribusi tentunya ada beberapa kendala. Kendala tersebut ada dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor dari diri perempuan itu sendiri seperti tidak percaya diri, permasalahan pribadi dan lain sebagainya. Faktor eksternal seperti adanya ketimpangan gender dan tidak terbukanya ruang-ruang ekspresi bagi kaum perempuan.
Namun, kendala-kendala tersebut tidak menjadi penghalang agar perempuan melibatkan dirinya di daerah tempatnya tinggal. Perempuan daerah bisa berkontribusi dalam dua ruang, yang pertama adalah ruang domestik dan yang kedua adalah ruang publik. Pertama, dalam ruang domestik perempuan bisa berperan sebagai seorang istri, seorang ibu, atau seorang anak. Dalam ruang ini perempuan melaksanakan kewajiban, tanggung jawab, dan memperoleh haknya dengan catatan agar hal tersebut bisa tercapai, maka haruslah dibentuk keluarga yang setara yang dimana laki-laki dan perempuan bisa berkontrbusi dalam keluarga tersebut. Kedua, dalam ruang publik perempuan bisa berkontribusi dalam masyarakat dan pembangunan daerah. Karena setiap kebijakan yang ada pada suatu daerah haruslah melibatkan kaum perempuan sebab kebijakan tersebut memiliki imbas bagi kaum perempuan itu sendiri. Agar keterlibtan perempuan dalam pembangunan daerah semakin maksimal maka perempuan bisa menempuh berbagai cara yaitu, Pertama membentuk komunitas, komunitas ini ada sebagai ruang diskusi dan pertukaran informasi bagi perempuan. Kedua menempuh pendidikan, pendidikan ada sebagai penyadaran dan cara agar perempuan mampu mendapatkan keinginannya. Ketiga pengabdian, pengabdian ini bisa berfungsi sebagai implementasi dari apa yang sudah di mengengerti dan di pahami, Keempat sebagai penentu kebijakan, perempuan bisa melibatkan dirinya dalam ruang-ruang politik agar sebuah kebijakan diambil dengan pertimbangan adil gender.
Kontribusi perempuan didaerah pun pada
akhirnya harus melibatkan banyak pihak seperti perempuan itu sendiri, ruang
yang luas bagi perempuan, dan kebijakan-kebijakan yang ada untuk mendukung
perempuan.
Selamat hari perempuan Internasional!
Komentar
Posting Komentar