Refleksi Peringatan Isra Mi'raj
oleh : Noviyanti Putri dan Fitraman Fathian
Sepeninggal Abu Thalib dan Khadijah, perjalanan dakwah Rasulullah semakin terasa sulit. Hal tersebut karena tidak ada lagi orang yang membela beliau dan menjadi pelipur laranya. Pada akhirnya Allah merencanakan perjalanan spiritual untuk Rasulullah.
Perjalanan spiritual itu yang hari ini sering kita maknai sebagai peristiwa isra miraj. Berbicara mengenai isra miraj berarti berbicara mengenai perjalanan spiritual untuk bertemu langsung dengan Allah SWT dan melihat singgasana-Nya. Isra berarti perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsha di Yerussalem. Sedangkan Miraj merupakan perjalanan perjalanan Nabi dari bumi naik ke langit ketujuh dan ke Sidratul Muntaha (akhir penggapaian) sebelum melakukannya, ada rangkaian spiritual yang harus dilalui Rasulullah lebih dulu.
Pertama, rangkaian ritual spiritual dimulai ketika Malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil turun ke bumi, menghampiri Rasulullah SAW di suatu malam. Dengan secepat kilat mereka membawa Rasulullah ke sumur zamzam di Mekah. Kedua, kemudian mereka memperlakukan Rasulullah dengan lembut dan meminta izin kepada beliau untuk membelah dadanya. Selanjutnya Jibril membasuh hati Rasulullah dengan air zamzam. Ketiga, jibril mengeluarkan wadah berisi iman dan hikmah. Ia menuangkan seluruh isi dalam wadah tersebut ke hati Nabi, sehingga ilmu hikmah, ilmu yakin, dan Islam telah mengkristal dengan hati Rasulullah.
Persiapan pun sudah selesai, selanjutnya Rasulullah dibawa oleh Para Malaikat menuju Sidratul Muntaha menggunakan kendaraan bernama buroq (seekor binatang putih bertubuh lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari bagal, dengan dua sayap di antara kedua kakinya). Kemudian Rasulullah pun pergi meninggalkan Mekah. Selama perjalanan, beliau singgah ke beberapa tempat yang tidak pernah dilihat sebelumnya. Setiap tempat yang beliau singgahi dijelaskan nilai-nilai historisnya oleh Jibril. Rasulullah pun diperkenankan melakukan sholat sunnah dua rakaat di masing-masing tempat.
Kemudian Rasulullah juga diperlihatkan azab-azab seorang hamba yang durhaka dengan masing-masing jenis dosanya. Tempat dan peristiwa yang disaksikan Rasulullah itu menjadi pelajaran (ibrah) yang berharga untuk beliau.
Selanjutnya Rasulullah dan malaikat jibril pun melakukan perjalanan ke sidratul muntaha yaitu lapisan langit ketujuh, rasullah pun menaiki tangga demi tangga sampai kepada puncak langit. Lalu Rasulullah diberikan perintah sholat oleh Allah sebanyak 50 rakaat. Namun Rasulullah melakukan negosiasi mengenai perintah tersebut dengan meminta saran juga kepada nabi Isa. Hingga hasil daripada negosiasi tersebut yaitu hadirlah perintah sholat 5 waktu.
Adanya peristiwa isra miraj ini salah satu hal yang harus disyukuri adalah adanya kewajiban ketetapan sholat 5 waktu, karena sholat tersebut sudah dipangkas dari yang tadinya 50 rakaat menjadi hanya 5 waktu yaitu 17 rakaat. Hal ini tentu saja dapat memudahkan kita sebagai ummat Nabi Muhammad SAW karena dengan sholat yang menjadi 5 waktu ini disisi lain kita masih bisa melaksanakan ibadah-ibadah lain yang lain seperti bersedekah, melakukan sholat-sholat sunnah, dan hal-hal baik lainnya.
Disisi lain masih banyak dari kita yang menyianyiakan sholat, yang harus kita lakukan adalah menyadari bahwa sholat ini merupakan kewajiban dan merupakan perintah langsung juga dari Allah SWT melalui Rasullah.
Hal yang menjadi problematis lain adalah peristiwa isra miraj ini dalam beberapa pandangan tidak boleh dirayakan, namun jika kita melihat dari apa yang telah dilakukan Rasullah, mengetahui perjalanannya, dan merefleksikannya. Bisa menjadikan kita makin cinta dengan Allah dan Rasul, jadi InsyaAllah tidak ada kesalahan dari perayaan ini.
Selamat memaknai Isra Miraj.
Komentar
Posting Komentar